Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) telah mendapatkan suntikan dana Rp3 triliun dari Dato' Sri Tahir selaku pemegang saham pengendali. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, suntikan dana itu akan mampu mendongkrak kinerja keuangan bank.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan dalam rangka pengembangan bisnis ke depan, Bank Mayapada memerlukan langkah-langkah konkret, salah satunya penguatan permodalan untuk mendukung peningkatan kinerja dan pengembangan usaha.
Pada akhir Juni 2023 lalu, pemegang saham Bank Mayapada telah merealisasikan komitmen penguatan modal dengan melakukan setoran dana sebesar Rp3 triliun. "Setoran permodalan tersebut akan membantu perbaikan kinerja bank pada saat ini dan di waktu yang akan datang," ujar Dian dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis (13/7/2023).
Bank Mayapada memang telah melaporkan adanya suntikan dana Rp3 triliun dari pemegang sahamnya Dato' Sri Tahir. Suntikan dana itu masuk dalam skema penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Tahir sendiri saat ini menggenggam 29,89 persen saham Bank Mayapada melalui PT Mayapada Karunia Corporation.
Kemudian, PT Mayapada Kasih Corporation memiliki porsi saham di MAYA sebesar 4,77 persen. Kepemilikan lainnya atas nama Tahir sendiri yakni 4,79 persen.
Bank Mayapada sendiri memiliki modal inti Rp12,14 triliun per kuartal I/2023. Sementara, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank mencapai 12,61 persen.
Selain terkait penguatan modal, Dian mengatakan Bank Mayapada perlu menjalankan langkah konkret terkait penanganan aset bermasalah akibat tindakan wanprestasi debitur. Hal ini berkaitan dengan kasus hukum yang tengah menimpa bank dan debiturnya Ted Sioeng.
Dalam kasus ini, lanjutnya, OJK terus mendukung proses hukum yang sedang berlangsung dan mengharapkan penyelesaian dilakukan secara baik.
"OJK juga saat ini sedang fokus dalam upaya penegakan integritas sistem perbankan dan keuangan secara menyeluruh, serta menutup celah potensi terjadinya kejahatan ekonomi melalui rekayasa hukum dan/atau keuangan yang berpotensi mengganggu integritas sistem perbankan serta stabilitas sistem keuangan Indonesia," ujar Dian.
Dilihat dari kualitas asetnya, bank sendiri sebenarnya mencatatkan perbaikan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) pada Maret 2023. Tercatat, NPL gross bank susut dari 4,12 persen per Maret 2022 menjadi 2,83 persen per Maret 2023. Lalu, NPL nett turun dari 2,32 persen per Maret 2022 menjadi 1,56 per Maret 2023.
Mengacu pada laporan keuangan, Bank Mayapada mencatatkan penyusutan laba bersih 21,64 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp35,51 miliar per kuartal I/2023.
Penurunan laba bank didorong oleh menyusutnya pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 37,35 persen yoy menjadi Rp386,45 miliar.
Akan tetapi, aset bank naik 16,79 persen yoy menjadi Rp142,34 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini. Kredit bank juga naik 50,78 persen yoy menjadi Rp97,53 triliun.